akhir2 ini, saya sering ketemu mahasiswa demo. ga itu di kantor gubernur, walikota, pengadilan, gong perdamaian dunia, sampe di dalam kampus mereka sendiri -well, kampus saya juga siih-.
selayaknya demo, yaaa, mereka bikin ribut (karena teriak2 ga jelas), bikin kotor pemandangan (dengan spanduk2 profokatif yang sama sekali ga kreatif) dan off course bikin ga nyaman (perjalanan terganggu karena bikin macet) -_-*
personally, saya lumayan menentang aksi demo ini.
kan mahasiswa itu kaum terpelajar, masa sih mau2 aja menyelesaikan masalah dengan cara2 yang cenderung anarkis? kan segala sesuatu itu bisa didiskusikan... kalo memang ngerasa ga didengar, pake cara yang lebih baik dong. saya rasa, kalo dewan perwakilan mahasiswa duduk bareng rektor dan pembantu2nya, pasti bakalan ada jalan keluar.
itu kalo masalah dalam lingkup kampus...
tapi, kalo udah lingkup pemerintah dll. udah bukan pada tempatnya lah mahasiswa demo dan menuntut. biarkan pemerintah mengurus masalahnya sendiri. dan kalian, mahasiswa2 penggila demo, mending urusin kuliah kalian biar cepet lulus dan kerja. syukur2 kalo kerja di pemerintahan, kalian bisa melanjutkan obsesi menyelesaikan masalah pemerintahan... tapi saya khawatir, mungkin nantinya kalian yang malah MENIMBULKAN masalah di pemerintahan.
kalo memang bener2 care, mending tulis artikel di surat kabar, tumpahkan semua uneg2, sampaikan dengan jujur dan ga lebay. masih tetep ga ditanggepin jugaaa??? just pray! it's the only way... God will hear you...
beberapa hari lalu, saya sempat dikejutkan dengan massa yang terkonsentrasi di depan kampus saya, tepatnya di depan bangunan tempat genset. saya pikir mereka cuma nongkrong, mengingat wanita2 cantik yang kuliah di FMIPA, termasuk saya, hahaha... 4 jam setelah itu baru saya sadar, mereka ternyata berdemo!
mereka lempar2an sampe bangunan genset itu bolong2 dan mereka nulis kalimat2 aneh di dindingnya... well, bukan hanya cicak yang bisa di dinding, cacian dan makian juga bisa. ironisnya, semua itu ditujukan untuk orang no. 1 di kampus, ckckck...
dalam sekejab, bangunan itu luluh lantak, berantakan. saya lalu menyempatkan diri untuk membaca beberapa kalimat di sana... dan akhirnya, saya ketawa! to be honest, saya PRIHATIN! kasian banget yang nulis itu kalimat... masa PREMAN ditulis PEREMAN??? woooyy, lulus mata kuliah bahasa Indonesia ga siiih?? saya berani jamin, mereka bahkan ga tau bunyi sumpah pemuda!
yang paling bikin saya sedih ya, demo tanggal 28 oktober kemaren. mereka berbondong2 melakukan orasi sambil bawa2 spanduk, entahlah nuntut apaan. ironisnya, mereka ga inget kalo negara ini lagi kena musibah; banyak bencana alam yang makan korban jiwa dan harta benda. mending juga mereka daftar jadi relawan. it sooo much much more worth it!
intinya, demo itu sesuatu yang tidak sehat, menunjukkan kebodohan ke publik. saya sih ga mau yaaa diketawain orang banyak, apalagi dianggap ga ada kerjaan. it's just some kind of wasting time. belum tentu didengar, eh malah bisa ditangkap polisi kalo kelewat beringas. siapa yang rugi coba?
apalagi yang ikut demo ini cuma IKUT2AN. i mean, dia sama sekali ga ngerti visi dan misi demo yang dia ikuti.
Polisi : jadi, sebenernya, apa yang kalian tuntut?
Demonstran: air mineral, pak. haus.
Polisi : terus, kenapa nuntut ke kantor walikota?
Demonstran : kita minta dari koordinator pak. dia yang ngajak ikut demo. dia ngomong apa juga saya ga ngerti. yang penting kan tampil pak..
mau jadi apa bangsa ini kalo di ruang penyidik polisi terjadi perbincangan ga mutu gitu? dan apa si demonstran bisa dianggap calon penerus bangsa yang unggul?
saya jadi inget, beberapa tahun lalu di kampus ada organisasi mahasiswa yang mau demo. mereka pake truk gede untuk mobilisasi. ironisnya, di truk itu cuma ada 4 orang, otak demonstrasi. mereka berorasi ngajak mahasiswa dari 1 fakultas ke fakultas lain. di fakultas Hukum, beberapa mahasiswa bergabung. begitu juga dengan FISIP. tapi pas sampe fakultas MIPA, kampus saya, mereka diketawain. ga ada yang naik ke truk. malah mereka diteriakin "KALO LO AJAK GUE DEMO PAKE NISSAN TERRANO GUE MAU DEH!". nasib yang sama mereka dapatkan di 2 fakultas tetangga, pertanian dan teknik. malah ada anak teknik yang ngelempar mereka. hahaha...
di FMIPA sih, mahasiswanya pada males ikut demo, mending juga mikir penelitian. tapi demonstran2 profesional ga nyerah begitu aja, mereka terus berusaha merekrut anggota baru. mereka mendekati mahasiswa2 tahun pertama yang masih labil. dan biasanya, mereka berhasil.
ketua himpunan mahasiswa kimia sampe bela2in turun ke arena demo untuk menyelamatkan 1 jiwa adik tingkat kami ang berhasil dipengaruhi. dia dibawa ke ruang kuliah dan dikasih pencerahan.
"demo itu ga jaman Idrus. mending mikir kuliah kita yang susah, masa studi kita yang panjang, mau bikin penemuan apa. kita ini saintis, ga level dong teriak2 ga jelas di jalanan. kita seharusnya di lab. kalo kita mau anarkis sih ga perlu kayak mereka, tinggal ambil asam sulfat..."
... dan inilah alasan sebenarnyas saya dan teman2 stu jurusan ogah ikut demo.
semoga anak2 jurusan dan fakultas lain juga bisa nemuin alasan mereka sendiri dan ga ada lagi demo anarkis. Amin...
0 comments:
Post a Comment