Komunitas seni Ruma Beta yang dibentuk Glenn Fredly kembali menggelar acara seru. Setelah bulan pertamanya menghadirkan klinik musik bersama bung Nicky Manuputty and friends (Boni, Alden, Arnold dan Matthew), kali ini nggak tanggung-tanggung, musisi dua generasi, om Benny dan Barry Likumahuwa yang didaulat pamer kebolehan di sini. Mereka datang bersama Henry Budidharma (gitar), Dimas Pradipta (drum) dan Matthew Sayersz (vokal).
Acara kembali digelar di aula lantai 3 Entertainment X-ter Tirta Kencana dan dihadiri oleh sekitar 100 orang muda kreatif dari berbagai komunitas kreatif di Ambon. oh iya, di bulan kedua ini, Ruma Beta menghadirkan juga paduan terompet asal desa Amahusu yang memukau semua yang hadir dengan 2 buah komposisi lagu. salah satunya lupa-lupa ingat yang dipopulerkan oleh alm. Mbah Surip yang sangat menarik perhatian dan mengundang decak kagum, termasuk dari guest stars; Butet dan Djajuk Kertaredjasa.
ini ekspresi mas Butet saat mendokumentasi grup terompet Amahusu |
Bung Glenn sempat bertanya di mana dan bagaimana mereka berlatih dan jawabannya cukup mengguncang. mereka berlatih di jalanan! see? sebuah grup dengan bakat harmonisasi luar biasa dibentuk di jalan! padahal, Ambon punya Taman Budaya; gedung yang seharusnya menjadi pusat pengembangan seni dan budaya di kota, bahkan provinsi ini. hmm, pasti ini karena masalah klasik: BIROKRASI -_-*
saat itu, hadir juga Aldisyah Latuihamallo, our rising star :)
Om Benny dan Barry mulai beraksi jam 9 malam, membawakan komposisi-komposisi yang WOOOWW -i said woooww, because i've found no words to describe the beauty of their music-. semua yang hadir larut dalam alunan musik dan turut bergoyang mengikuti irama dinamis.
Lalu sesi tanya-jawab dimulai. pertanyaan pertama untuk om Benny. pertanyaannya lumayan standar, tentang kiprah anak-anak muda Maluku di Jakarta, tapi om Benny rupanya punya jawaban sendiri, "sebenarnya bisa saja anak Maluku eksis, hanya saja sikap sok tahu dan tidak mau kalah-nya kadang-kadang terlalu mendominasi. kalau orang ngomong, belum apa-apa sudah dipotong. ya salah pengertian ujung-ujungnya."
kemudian, ada pertanyaan tentang alat musik perkusi, apakah mungkin ada pagelaran tifa. dan ini dijawab oleh Dimas, yang ternyata keponakan tante Grace Simon. dia bilang, mungkin-mungkin saja karena tifa (gendang) punya daya tarik tersendiri dan eksotik, tergantung bagaimana diharmonisasi dan dikomposisikan :)
Om Benny sempat menyela dan bercanda, "kalo Dimas ini Jambon, Jawa Ambon. kalo Barry, Mbonja, karena papanya Ambon, Mamanya Jawa..." hahaha...
Setelah itu, Om Benny menyempatkan diri menceritakan perjalanan karirnya setelah meninggalkan Ambon dan menetap di Bandung. Saar pertama kali tampil, om Benny dipandang sebelah mata oleh musisi lokal yang sudah punya nama saat itu. tapi itu tidak membuatnya menyerah. om Benny terus berkarya, sampai akhirnya mendapatkan pengakuan banyak orang. om Benny bilang, guru musiknya adalah Tuhan. karena beliau belajar not balok secara otodidak dan passion musiknya semakin bertumbuh karena rajin mendengar siaran radio Amerika.
and as we all know, Benny Likumahuwa is a music legend now :)
Lain ayah, lain juga anaknya. Elseos Jeberani Emanuel Likumahuwa a.k.a. Barry punya kisah yang lebih unyu. membuka kisahnya dengan humor segar ala anak muda, Barry mendapat banyak perhatian. dia bilang, dulu sempat bingung mau main alat musik apa. sampai akhirnya pada umur 16, dia iseng merekam permainan bass-nya dan tidak sengaja, ditemukan sang papa. saat itulah, seorang basis besar Indonesia baru saja ditemukan :)
Barry digembleng secara disiplin oleh om Benny. setiap kali bertanya, dia diminta mencari sendiri jawabannya. awalnya dia sempat kesal karena diperlakukan sama dengan murid papanya yang lain. tapi akhirnya dia sadar, itu yang membentuk mentalnya menjadi seorang musisi handal. Barry kemudian ditemukan oleh Glenn Fredly dan yah, seperti yang kita tau, nama Barry Likumahuwa sudah menjadi nama yang besar karena sudah sering bekerja sama dengan banyak penyanyi kelas atas. bahkan sejak 2006, dia punya BLP (Barry Likumahuwa Project) yang sekarang sudah punya 2 album; Goodspell dan Generasi Synergy.
So, get ready for the next legend :)
Acara malam itu ditutup dengan sebuah komposisi luar biasa berjudul Nusaniwe yang adalah lagu daerah Maluku
"...Sio apa tempo kulihat lagi Ambon tanah asalku... kalau sudah sampai di tanah Jawa, jangan lupa nona kabaya..."
So, get ready for the next legend :)
Acara malam itu ditutup dengan sebuah komposisi luar biasa berjudul Nusaniwe yang adalah lagu daerah Maluku
"...Sio apa tempo kulihat lagi Ambon tanah asalku... kalau sudah sampai di tanah Jawa, jangan lupa nona kabaya..."
0 comments:
Post a Comment