Akademi Berbagi Ambon bersama @hurufkecil = Menulis itu butuh Proses

Rabu sore, saya meninggalkan sejenak kesibukan di event EduFair yang bertempat di SMA Negeri 1 Ambon dan bertolak ke The Street Fish & Chips. Kalau bukan karena acara lain yang lebih penting, saya sudah pasti tidak akan meninggalkan acara sepenting itu. Acara lain itu adalah kelas Akademi Berbagi.

To be honest, saya sudah tiga kali bolos kelas Akber :( dan saya menemukan dua kata untuk melengkapi tagline Akber yang sekarang: Berbagi bikin happy dan kangen. Selain itu, guru kali ini adalah seorang selebriti social media yang juga seorang penulis dengan karya-karya yang dipuji banyak orang. Guru itu adalah pemilik account twitter @hurufkecil

Fakta umum yang saya ketahui tentang guru kami adalah dia selalu nge-tweet dengan huruf kecil. Itu saja.

Tapi ternyata, setelah bertemu langsung, ada beberapa fakta baru yang lumayan mengejutkan sih:

1.  kak @hurufkecil ternyata cowok!
2. domisilinya di Makassar, bukan Jakarta atau Bandung, seperti yang selama ini saya kira
3. Orangnya pemalu tapi menyenangkan
4. ini sebenarnya analisa sok tau saya sih, tapi saya pikir, si kakak sering pake nama Tomat karena ibunya dulu penjual tomat :)

15 menit setelah saya datang (dan sempat nge-charge BlackBerry, umm, thanks Uool untuk chargernya! thanks Epin karena bisa ngecharge tanpa biaya ekstra :p), kelas Akber Ambon dibuka oleh kepsek @iphankdewe dan langsung dilanjutkan dengan sharing bersama kak @hurufkecil.
Saya dan teman-teman dibuat kagum dengan metode latihan menulis, kegigihan, kejujuran dan kisah-kisah pribadi yang diceritakan guru kami ini. Mengalir dan begitu apa adanya. Sangat menginspirasi kami untuk bisa menulis juga. 
Mungkin saya tidak bisa menceritakan kembali semua yang dibincangkan selama dua jam lebih itu, tapi ada beberapa hal yang bisa saya bagi di sini. Hope that these will inspire you, the way it's inspired me last night and forever :)

1. kak @hurufkecil sering sekali surat-suratan dengan ibunya sejak masih kecil. Ini dikarenakan pembawaannya yang memang pemalu. Dia tidak bisa meminta sesuatu secara langsung. Kebiasaan itu terus berlangsung hingga sekarang, meskipun medianya telah berubah dari kertas ke handphone, tapi cara mereka tetap sama, tidak pernah menyingkat satupun kata. Luar biasa ya? Berani taruhan deh, ga ada ibu dan anak seasyik ini :D
2. Dulu, saat SMA (atau kuliah ya? saya agak skip :p) pria yang pernah menang lomba puisi tingkat nasional karena terinspirasi pasangan cacat ini pernah jadian dengan cewek yang juga pemalu. Mereka setiap hari bertemu di depan perpustakaan sekolah untuk bertukar surat balasan surat hari sebelumnya. Manis banget kan? Saking manisnya, ketika sang pacar (sekarang sudah mantan) menikah, surat-surat itu tetap disimpannya :')
3. Ada 3 kunci sukses untuk jadi penulis; menulis, menulis dan menulis.
4. Menulis kreatif adalah proses menulis yang dilakukan secara menyenangkan dengan cara kita yang juga menyenangkan. Jadi, ketika ada intervensi dari orang lain, i mean, paksaan atau apapun, itu sudah bukan kreatif lagi. Your life, your creativity, your RULES :)
5. Penulis itu harus memperhatikan detail.
6. Berlatihlah menulis setiap hari. Berikan latihan pada diri sendiri. misalnya, dalam sehari buat tulisan dengan 100 kata. Jumlah ini harus terus ditingkatkan seiring berjalannya waktu/
7. Bedakan menulis dengan editing! Ini penting karena kadang kita tidak maju-maju saat menulis karena terpaku pada editing.
8. Jadikan orang-orang terdekat sebagai pembaca pertama setiap hasil karya. Kenapa? Karena cuma mereka yang bisa mengkritik dengan tajam.
9. Jangan pernah putus asa jika naskahmu ditolak. Seorang penulis yang punya satu novel yang diterbitkan, PASTI punya beberapa novel lain yang tidak diterbitkan. Dan jangan pernah minder bahwa hasil karya kalian tidak akan diterima orang lain. Hargai dirimu sendiri! Jika sudah pernah menghasilkan karya sendiri, kamu hebat! tidak banyak yang bisa lho :)
10. Closing statement-nya "lupakan semua yang saya bilang sejak tadi, pulang dan mulailah kreatif dengan cara kalian sendiri"

Last but not least, thank you so much kak @hurufkecil for every little thing you've shared with us in Ambon. Hope i can be like you, one day...